Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Menjadi Tua, Tidak Masalah, Mengalami Penuaan? Ini Baru Masalah

Masa muda adalah pendahulu dari kesehatan dan kecantikan, atau mungkin wakil ayat, bahwa pada usia 50 saat ini bahkan di 40, orang mulai untuk sadar tentang hari ulang tahun mereka (dan lebih untuk datang), penampilan, postur mereka, mereka kesejahteraan fisik etc, dll Kita semua tahu bahwa setiap orang usia, dan akhirnya mati, tetapi ada perburuan abadi obat untuk usia tua atau penangkapan dari kemajuan yang pernah sebagai lambat mungkin. Bukan karena orang begitu terfokus pada penampilan mereka menjadi muda, tetapi lebih karena terlihat dan merasa muda memberi kita menendang, kepercayaan dan inspirasi untuk dapat melakukan lebih banyak kehidupan. Ya olahraga teratur dan cukup makanan dengan dukungan nutrisi yang tepat akan membantu membuat kita tetap hidup dan aktif muda melalui usia tua. Dan yang paling penting dari semua adalah untuk mengetahui trik mewujudkan kondisi muda ini. Tips cara merawat kulit: Bersih dan sanitasi. Mandi secara teratur. Pelajari langkah

Bagaimana Cara Mengendalikan Kolesterol?

Kolesterol diketahui sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan , mulai dari hipertensi, gangguan jantung , hingga stroke. Sebenarnya kolesterol merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tubuh. Masalah akan muncul jika kadar kolesterol ini berlebihan di dalam tubuh. Namanya juga berlebih, maka efeknya bisa sangat buruk bagi kesehatan tubuh kita, jadilah tubuh kita menjadi rentan akan berbagai serangan penyakit di atas. Maka kemudian menjadi penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan kolesterol dalam tubuh kita. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan kadar kolesterol itu dalam darah kita. 1. Mengetahui kadar kolesterol Umumnya dokter menyarankan agar kadar kolesterol total seseorang berada di bawah 200 mg/dL, dengan kadar LDL (kolesterol jahat) di bawah angka 130, dan HDL (kolesterol baik)berada di atas angka 40. 2. Menjaga keseimbangan berat badan Mengurangi berat badan yang berlebih merupakan salah satu cara

Dilarang: Minum Susu Sebelum Tidur!!! (Awas Gigi Keropos)

Minum susu kog dilarang. Hehe …, mungkin sanggahan itu yang muncul di pikiran anda saat membaca judul postingan ini. Sebenarnya apa pasal sehingga minum susu sampai dilarang? Kalau anda mempunyai anak usia balita, besar kemungkinan anda akan meemukan bahwa gigi depannya berwarna coklat kekuningan dan tidak utuh lagi. Orang jawa menyebutnya sebagai gigis . Jadi, kelihatannya seperti ompong. Selain itu, dua gigi gerahamnya juga berlubang. Padahal, Anda sudah mengajarinya untuk menyikat gigi setiap kali mandi. Memang hasilnya belum sempurna. Ditambah lagi, si kecil memang senang makan cokelat meskipun Anda tidak sering memberikannya. Kalau semua upaya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi anak sudah anda lakukan, lalu kenapa giginya masih keropos juga? Gigi keropos pada balita bisa jadi adalah akibat kebiasaan buruk makan atau minum sebelum tidur. Sisa makanan atau minuman manis yang tersisa di mulutnya ketika ia hendak tidur inilah yang menjadi pangkal masalah gigi keropos n

Jangan Campur Minuman Energi dan Alkohol

Anda termasuk penggemar minuman energi ? Jangan pernah mencampur minuman energi yang tinggi kafein itu dengan alkohol karena campuran keduanya justru berbahaya dan membuat orang lebih mabuk. Dalam survei yang dilakukan pada 800 mahasiswa yang baru meninggalkan bar pada pukul 22.00 dan 03.00, para peneliti menanyakan apakah mereka mengonsumsi alkohol dan minuman berenergi. Konsentrasi bau alkohol para responden juga diukur. Sekitar 6,5 persen responden yang mengaku minum alkohol yang dicampur minuman berenergi tiga kali lebih mabuk dibandingkan mereka yang hanya menenggak minuman beralkohol saja. Mencampur minuman berenergi dengan alkohol jamak dilakukan anak muda di Amerika. Hal ini mereka lakukan karena kafein mampu mengurangi rasa kantuk yang ditimbulkan alkohol. Kondisi ini sering diistilahkan sebagai “mabuk tapi sadar”. Bruce Goldberger , Direktur Toksikologi dari University of Florida College of Medicine , mengatakan, banyak orang yang salah mengira efek stimulan dari ka